Apakah perbedaan distro dan factory outlet? Setiap manusia membutuhkan pakaian untuk mendukung kehidupannya. Seiring dengan berjalannya waktu, fungsi pakaian yang semula hanya untuk menutupi aurat dan melindungi tubuh dari cuaca mulai bergeser. Saat ini pakaian merupakan salah satu benda yang dapat menunjang penampilan pemakainya. Dengan mengenakan pakaian yang menarik, daya tarik seseorang akan meningkat.
Produksi pakaian dalam skala besar dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang industri garmen. Dari perusahaan tersebut, pakaian akan didistribusikan ke toko baju. Sedangkan pakaian yang tidak lolos uji kualitas tetapi layak untuk dijual biasanya akan dikirimkan ke factory outlet (FO). Seakan tidak mau ketinggalan, produsen skala kecil pun menciptakan toko khusus yang ditujukan hanya untuk menjual produknya yang disebut distribution outlet (distro).
Distribution Outlet (Distro)
Distribution outlet adalah toko yang khusus untuk mendistribusikan produk hasil buatan sendiri kepada konsumen. Pada mulanya, distro tercipta dari komunitas independen yang ingin menunjukkan eksistensi mereka kepada khalayak ramai. Kebosanan orang dengan produk buatan perusahaan yang cenderung monoton dan itu-itu saja juga turut menjadi dasar yang kuat.
Kemudian terciptalah distro yang menawarkan produk pakaian yang berbeda, segar, baru, dan lain. Produk yang ada di dalam distro semuanya diproduksi dalam jumlah yang terbatas dan seharusnya tidak dibuat lagi apabila stoknya sudah habis. Itulah kenapa, produk jualan distro bersifat eksklusif. Anda mungkin tidak akan menemukan produk yang serupa di tempat manapun di dunia ini. Pada perkembangan selanjutnya, distro menyasar pada komunitas-komunitas tertentu dan utamanya adalah kalangan anak remaja.
Factory Outlet (FO)
Factory outlet pada awalnya tercipta dari kebingungan perusahaan garmen terhadap produk buatannya yang tidak lolos uji kualitas, tetapi masih sangat layak untuk dipakai. Dari sinilah ide untuk mendirikan toko baju khusus untuk menjual produk-produk tersebut. Semula FO hanya menjual produk-produk yang tidak lolos uji mutu. Namun di perkembangan berikutnya, FO pun berkembang dengan menjual pakaian barang jadi dengan kualitas apapun yang terpenting berasal dari brand atau merek ternama.
Sayangnya perbedaan antara distro dan FO kini sangatlah kabur dan hampir tidak kentara sama sekali. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Misalnya pemilik yang memang tidak tahu arti distro dan FO yang sebenarnya, sehingga mereka menamakan toko bajunya sesuka hati. Atau mungkin karena pemilik berubah haluan yang sebelumnya menjual produk distro, tetapi karena sepi pembeli dia berganti menjual produk FO tanpa berusaha mengubah image dari tokonya. Alhasil pembeli pun menjadi bingung sendiri.